INDUKTIF
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran
induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus,
prosesnya disebut induksi. Atau secara singkat dapat kita katakan sebagai
penarikan kesimpulan dari sesuatu yang sifatnya khusus menjadi yang sifatnya
umum. Penalaran induktif sendiri dapat kita bedakan lagi menjadi generalisasi,
analogi, dan sebab-akibat (kausal).
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran
berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu
mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Menurut Gorys Keraf dalam
buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi
yang bersifat umum yang mencakup fenomena tadi. (Gorys Keraf, 1994:43).
Contoh:
-
Andi adalah anak kelas 3ka01 dan dia rajin.
-
Dina juga anak kelas 3ka01, dan dia rajin.
Jadi
disimpulkan bahwa anak kelas 3ka01 adalah anak yang rajin.
Dari
segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Generalisasi sempurna : dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
2.
Generalisasi tidak sempurna : dimana sebagian fenomena sejenis yang menjadi
dasar penyimpulan belum diselidiki.
Dari
segi bentuk, generalisasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Loncatan Induktif
Generalisasi ini bertolak dari beberapa fakta
yang dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan, namun fakta yang
digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh:
Shela
suka membaca buku. Krisna juga suka membaca buku. Linda suka menulis puisi.
Sinta suka mengarang cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak kelas 3ka01
suka literatur.
2. Tanpa Loncatan Induktif
Bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak
dan meyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Contoh:
Pak
Adam menyukai seni pahat. Istrinya, Bu Tati, menyukai seni tari . Putri mereka,
Tania, menyukai seni lukis. Adik Tania menyukai origami. Jadi, dapat dikatakan
bahwa keluarga Pak Adam menyukai seni.
2. Analogi
Analogi adalah penarikan kesimpulan tentang
kebenaran suatu gejala berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus
yang bersamaan. Tujuan dari analogi adalah untuk meramalkan kesamaan,
menyingkap kekeliruan, dan menyusun klasifikasi.
a. Analogi Induktif
Analogi yang disusun berdasarkan persamaan
prinsipal yang ada pada dua fenomena, kemudian menarik kesimpulan bahwa yang
ada pada peristiwa pertama juga ada pada peristiwa kedua.
Contoh:
1. Nita adalah anak Pak Rosidi, dia anak yang baik dan jujur.
2. Edo adalah anak Pak Rosidi, dia anak yang
baik dan jujur.
3. Ade adalah anak Pak Rosidi.
Konklusi : Ade anak Pak Rosidi adalah anak
yang baik dan jujur.
Konklusi
yang ada lebih luas dari premis-premis yang ada. Dua anak Pak Rosidi anak yang
baik dan jujur, namun tidak menjamin bahwa anak yang ketiga juga anak yang baik
dan jujur.
b. Analogi Deklaratif
Analogi yang menjelaskan atau menegaskan
sesuatu yang belum dikenal atau masih samar dengan sesuatu yang dikenal. Atau
dapat kita katakan, membandingkan dua hal yang berbeda dengan sebuah
perumpamaan yang serupa.
Contoh:
Ilmu
pengetahuan dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana sebuah rumah dibangun oleh
batu-batu. Tapi tidak semua kumpulan fakta adalah ilmu, sebagaimana tidak semua
kumpulan batu adalah rumah.
c.
Analogi Logis
Kesimpulan dari analogi logis tidak dapat
dikonfirmasi atau disangkal oleh bukti-bukti empiris.
Contoh :
a.
"Hanya perempuanlah yang mengandung dan melahirkan anak". Kalimat
tersebut tidak sama dengan "semua perempuan mengandung dan melahirkan
anak".
b.
"Hanya orang bijaksana yang menyukai puisi". Kalimat tersebut sama
maknanya dengan "semua orang bijaksana menyukai puisi".
3. Kausal
Kausalitas adalah penarikan kesimpulan yang
didasarkan atas hubungan ketergantungan antar kalimat yang mengindikasikan
adanya hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.
a) Kausalitas Sebab-Akibat
Pola penalaran ini diawali dengan penjelasan
sebab-sebab suatu peristiwa terlebih dulu, setelah itu memaparkan akibat-akibat
yang ditimbulkan.
Contoh:
Kemarin
malam Ade kurang tidur. Pagi ini ia mengikuti pelajaran olah raga. Sorenya ia
mengikuti pembinaan basket. Ketika perjalanan pulang dari sekolah, ia
kehujanan. Akibatnya, keesokan harinya Ade jatuh sakit.
b)
Kausalitas Akibat-Sebab
Contoh :
Pagi ini Mirna tidak mau keluar dari kamarnya.
Adiknya, Krisna, tidak mau memakan sarapannya. Ayah juga lesu. Semua terjadi
karena Ibu marah-marah kemarin malam.
FITRIA PRATIWI
12110849
3 KA 21
1 komentar:
makasih infonya sangat lengkap kak
harga pajero sport 2017
Posting Komentar