PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik
dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang
terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
JENIS –
JENIS KONFLIK DALAM ORGANISASI
Ada lima jenis konflik dalam
kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan )
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
SUMBER
– SUMBER KONFLIK
1.
Kebutuhan untuk membagi (sumber
daya – sumber daya yang terbatas)
2.
Perbedaan – perbedaan dalam
berbagai tujuan
3.
Saling ketergantungan kegiatan –
kegiatan kerja
4.
Perbedaan nilai – nilai atau
persepsi
5.
Kemandirian organisasional
6.
Gaya gaya individual
STRATEGI
DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK
Ada
3 strategi dalam menyelesaikan konflik, yaitu :
1.
Strategi Kalah – Kalah
Filley, House & Kerr (dalam Luthans, 1083 : 379)
mengemukakan ada beberapa bentuk pendekatan konflik dengan strategi kalah-kalah
yaitu sbb :
a)
Melakukan
pendekatan untuk mencari kesepakatan atau mengambil jalan tengah untuk
menyelesaikan perselisihan
b)
Membayar
salah satu pihak yang berkonflik
c)
Menggunakan
pihak ketiga sebagai penengah (arbitrator)
d)
Merujuk
pada aturan birokrasi atau aturan yang berlaku untuk memecahkan konflik
2. Strategi Menang – Kalah
· Strategi ini banyak digunakan pada masyarakat Amerika.
· Strategi ini dapat ditemukan di dalam hubungan antara yang menguasai dan dikuasai,
konfrontasi antara lini dan staf, hubungan antara serikat pekerja dengan
manajemen.
·
Strategi menang –kalah dapat menimbulkan dua
konsekuensi sekaligus baik yang bersifat fungsional maupun disfungsional bagi
organisasi. Secara fungsional, strategi ini dapat mendorong terciptanya
kompetisi untuk menang dan dapat memperkuat keeratan dan semangat korsa pada
situasi konflik. Sebaliknya, strategi ini dapat menciptakan disfungsi karena
menutup peluang penyelesaikan cara lain seperti kerjasama, kesepakatan bersama
dan sebagainya.
3. Strategi Menang – Menang
· Strategi ini sangat cocok dilihat dari sisi kemanusiaan dan organisasi,
karena sumberdaya yang ada lebih difokuskan pada upaya memecahkan masalah
bersama, bukan untuk saling menjatuhkan.
· Dalam konteks budaya bangsa Indonesia, musyawarah mufakat sebagai salah
satu sila dalam Pancasila merupakan strategi menang –menang, sedangkan
pemungutan suara merupakan strategi menang -kalah.
· Strategi menang-menang digunakan oleh PT Telkom pada saat memberhentikan
sebagian besar tenaga administrasinya. Istilah lainnya adalah : THE GOLDEN
SHAKEHAND.
· Pada waktu pelaksanaan REGOM di AS tahun 1992, juga digunakan strategi
ini untuk mengatasi konflik karena PHK pegawai pemerintah federal.
FITRIA
PRATIWI
12110849
2
KA 21
0 komentar:
Posting Komentar