Menyepelekan Shalat
Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimbun tanah, ia sempat mengambilnya.
Setelah uapacara pemakaman selesai dan semua orang yang melayat sudah pulang, Fulan menggali kembali kuburan kakaknya untuk mengambil kantung uangnya yang tertimbun.
Betapa terkejutnya Fulan dari liang kubur kaka perempuan itu keluar api menyala. Dengan cepat Fulan menimbun kembali kuburan itu, ia mengurungkan niatnya mengambil kantung uang miliknya.
Bergegas ia pulang kerumah, dan dengan menangis ia menemui ibunya.
“Ibu apa yang telah di perbuat kakak perempuan ku hingga terjadi demikian?” tanya Fulan kepada ibunya.
“Apa yang terjadi anakku?”
“Ketika aku menggali kubur kakak untuk mengambil kantung uangku yang terjatuh, keluarlah api dari liang kuburnya”, kata Fulan, menceritakan apa yang baru saja dilihatnya.
Mendengar cerita anaknya, sang ibu hanya diam terpaku. Pendangannya menerwang jauh, air matanya meleleh membasahi kedua pipinya. Ia menyesali apa yang telah di perbuat anak perempuannya semasa hidup.
“Apa yang di lakukan ibu?” tanya Fulan lagi. Rasa ingin tahunya semakin besar melihat reaksi ibunya.
“Wahai anaku, Fulan. Kakak perempuan mu dulu semasa hidupnya suka menyepelekan shalat, dan mengakhirkan waktu shalatnya”, jawab ibu Fulan dengan sedih.
Sumber : Kumpulan dongeng anak – anka muslim, MB. Ragimsyah – Kidh. Hidayat, BINTANG INDONESIA, Jakarta
FITRIA PRAITIWI
12110849
2 KA 21
0 komentar:
Posting Komentar